Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : T
Friendship/Hurt/Comfort
Sasuke
tidak pernah tahu sejak kapan ia mulai menguntit Sakura kalau mereka
pulang. Canon. Sebuah imajinasi saya dari Naruto part 1 episode 20.
Pulang
Sasuke
tahu ia belum cukup kuat, ia tahu masih banyak sekali orang yang lebih
kuat darinya di luar sana, terbukti saat ia dan rekan-rekan setimnya
menjalankan misi pertama mereka untuk melindungi Tazuna di Nami. Disana
pertama kali ia bertarung dengan ninja-ninja kuat lainnya seperti Haku
maupun Zabuza.
Sasuke merasa tertekan pula dengan Naruto yang
entah sejak kapan bertambah kuat. Itu membuatnya iri. Orang yang
biasanya ia sebut dengan bodoh kini berkembang sangat pesat dan hampir
saja mengalahkannya. Sasuke merasa takut akan hal itu, ia tidak boleh
kalah dari Naruto. Tidak boleh dengan orang yang selalu dijulukinya
bodoh itu.
Dan sekarang beberapa hari setelahnya, tim 7 berkumpul
lagi di jembatan seperti biasanya untuk menjalankan misi. Dan seperti
biasanya pula, kakashi terlambat. Sasuke yang datang duluan bersama
Sakura hanya menyandarkan dirinya di pagar jembatan dengan bosan. Namun
ia agak heran kali ini Sakura tidak mengatakan apapun, padahal biasanya
dia memulai pembicaraan atau sekedar mengajak kencan meskipun tidak
pernah di-iyakan oleh Sasuke.
"Ohayou, Sakura-chan!" sapa Naruto
ketika ia sampai di jembatan. Ia tersenyum lebar dan melambaikan
tangannya. Kemudian matanya melirik ke arah Sasuke yang ternyata juga
sedang meliriknya dengan tatapan sinis. Keduanya bertatapan sinis untuk
beberapa lama, membuat Sakura yang saat itu ada di antara mereka hanya
menolehkan kepalanya bergantian bingung. Sasuke dan Naruto langsung
membuang muka mereka masing-masing.
"Hmph!"
Sakura tertunduk
lesu. 'Hah, begini lagi. Mereka berdua ini sejak pulang dari Negara
Nami bertingkah sangat aneh. Aku jadi tertekan' batin Sakura.
'CEPATLAH
DATANG KAKASHI-SENSEI' dan inner-Sakura berteriak dengan ganasnya. Akan
tetapi lama menunggu, sensei yang entah melakukan apa karena setiap
saat terlambat itu belum muncul juga.
"Yo! Maaf aku terlambat. Aku tersesat di jalan—"
"PEMBOHONG!" teriak Naruto dan Sakura bersamaan.
Setelah
itu ketiganya langsung menjalankan misi. Setelah Naruto yang berapi-api
bicara mengenai misi sulit yang ia inginkan sambil melirik Sasuke
dengan pandangan sebal membuat mood Sasuke bertambah buruk, juga jangan
lupakan mood Sakura yang melihat keduanya.
Akan tetapi misi yang
di dapat adalah mencabuti rumput di halaman seorang ibu-ibu—yang
akhirnya berakhir dengan dipukulinya Naruto karena mencabuti obat yang
ditanam ibu itu karena Naruto ingin lebih unggul dari Sasuke.
Yang kedua, misi mengambil sampah di sungai yang berakhir Naruto tercebur dan untungnya ditolong oleh Sasuke.
Yang
ketiga menjaga anjing—yang lagi-lagi berakhir dengan Naruto yang
terseret memasuki daerah penuh jebakan karena memilih anjing yang sangat
besar dengan tujuan menandingi Sasuke.
Hari yang cukup melelahkan
dan menyebalkan untuk Naruto. Team 7 pun berjalan pulang, Naruto dan
Sasuke bertengkar sebentar dan berakhir dengan berjalannya Sasuke tidak
berniat menggubris Naruto. Moodnya akan bertambah buruk bila ia meladeni
Naruto.
"Mmm, belakangan ini kerja sama tim kita berantakan" kata Kakashi sambil menatap ketiga muridnya satu per satu.
"Itu benar. Itu karena Sasuke yang selalu pamer!" kata Naruto sambil menunjuk punggung Sasuke yang mulai jauh.
"Bukankah itu kau, Naruto? Hanya saja kau harusnya lebih kuat," ucap Sasuke tak acuh tanpa menoleh terus berjalan.
"Uh, bahkan mereka lebih buruk dari yang dulu," keluh Sakura menatap kedua teman se-timnya.
"Kalau
begitu sampai disini, aku akan melaporkan hasil misi," ucap Kakashi
setelah saat sebelumnya melihat elang yang terbang berputar di langit
atas mereka. Ia memberi kesempatan pada anak didiknya untuk memperbaiki
masalah mereka sendiri.
"Hn, dan aku akan pulang," ucap Sasuke kemudian melanjutkan jalannya.
"Oh, anoo Sasuke-kun, tunggu!" Sakura mengejar Sasuke. Sasuke menoleh.
"Umm,
Sasuke-kun, bagaimana kalau kali ini kita berlatih berdua untuk melatih
kerjasama tim?" tanya Sakura malu-malu. Ia berharap penuh dengan waktu
berduaan bersama Sasuke.
"Kau sama juga dengan Naruto," ucap Sasuke. Sakura yang mendengarnya seperti tertimpa batu besar saja.
"Kalau
kau peduli padaku, kenapa kau tidak berlatih jurus saja?! Terus terang,
kemampuanmu itu di bawah Naruto!" lanjut Sasuke kemudian ia berbalik
melangkah pulang.
Eh?
.
Di bawah Naruto.
.
Di bawah Naruto
.
Ucapan
itu terngiang-ngiang di telinga Sakura. Inner Sakura tertimpa batu yang
dua kali lipat besarnya daripada yang pertama. Sakura tertunduk lesu.
'Yah, sepertinya benar. Di misi apapun aku memang tidak bisa melakukan
yang terbaik.'
Dan setelah itu wabah bad mood menular cepat ke Sakura.
Sasuke
berjalan pulang. Ia menghela napas bosan. Entah kenapa, hari ini memang
moodnya jelek. Pertama, banyak orang yang lebih kuat darinya di luar
sana, Sasuke merasa kekuatan sangatlah belum cukup, apalagi ia mengingat
kembali hal yang ingin ia lakukan—balas dendam pada Itachi—. Kedua,
karena Naruto entah sejak kapan berkembang menjadi kuat dan itu
sebetulnya mengganggunya juga, ia sangat gengsi apabila orang yang
selalu ia sebut dengan bodoh itu mampu melampaui dirinya. Dan yang
terakhir, Sakura yang selalu mengajaknya kencan itu sebenarnya sedikit
mengganggunya—dan mengkhawatirkannya. Ya, daripada gadis itu terus
menerus mengajaknya berkencan, bukankah seharusnya dia berlatih jurus
saja?
Sasuke khawatir dengan Sakura kalau kemampuannya seperti itu
terus. Sasuke tidak menjamin kalau ia bisa melindungi gadis itu terus
menerus. Sasuke menghela nafas bosan—lagi. Ia kemudian menghentikan
langkahnya, ia menoleh kembali ke arah dimana teman-temannya berada jauh
disana. Entah kenapa ada yang kurang sekarang ini. Rasanya ada yang
tertinggal membuatnya merasa kurang nyaman.
Yah, sebenarnya entah
kenapa ia sudah terbiasa untuk pulang bersama Sakura. Biasanya Sakura
akan mengikuti Sasuke setelah bilang akan ikut pulang bersama. Sakura
akan mengajaknya ngobrol—dan balik lagi ke ajakan kencan yang lagi-lagi
tidak di-iyakan oleh Sasuke. Dan kemudian keduanya berpisah di
persimpangan jalan menuju rumah mereka yang berlawanan—yang tanpa Sakura
sadari sebenarnya Sasuke tidak langsung pulang, melainkan akan
mengikuti gadis itu sampai benar-benar masuk ke rumahnya dengan selamat.
Yah, Sasuke selalu melakukan hal itu tanpa ia tahu alasannya kenapa. Ia
selalu ingin memastikan keadaan gadis itu baik-baik saja, bahkan Sasuke
tidak ingat kapan hal ini menjadi kebiasaannya, yang ia ingat bahkan
ketika mereka masih di akademi kebiasaan ini sudah ada.
Sasuke
segera membalikkan arahnya menuju ke tempat Sakura berada kemudian
bersembunyi di atas pohon sehingga masih bisa melihat Sakura dan Naruto
dan sekarang bertambah lagi dengan cucu hokage beserta kedua rekannya
yang lain yang meminta Naruto untuk bersama-sama bermain ninja-ninjaan.
"Kau
seorang ninja, kenapa bermain ninja-ninjaan?" tanya Sakura menatap
Naruto dengan horor sambil berjalan lesu. Konohamaru—cucu hokage itu
menoleh ke arah Sakura. Sedang Sakura masih menatap Naruto dengan
tatapan horornya. Naruto yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah.
Konohamaru menatap Sakura kemudian sebuah ide melintas di kepalanya, ia
menggoda Naruto.
"Niichan, kau boleh juga. Dia pacarmu kan?" tanya Konohamaru sambil menarik-narik baju Naruto. Naruto menoleh.
"Eh?"
Sakura terkejut.
"Hahahaa, kalian tahu saja," ucap Naruto malu-malu kemudian mengusap belakang kepalanya yang tidak gatal.
"APA?!
Tidak mungkin!" teriak Sakura kemudian langsung memukul Naruto membuat
Naruto terlempar menabrak pagar. Sasuke menyeringai tipis melihatnya.
"Kakak!" teriak konohamaru dan teman-temannya.
"Apa
yang kau lakukan? Kau jelek! Kau jelek!" teriak Konohamaru . Sakura
menoleh ke arah konohamaru, membuat cucu hokage itu mencicit seketika
merasakan hawa yang kurang enak menerpa. Langsung saja Sakura memukuli
Konohamaru dan Naruto tanpa ampun.
"Dasar berjidat lebar. Apa dia
benar-benar perempuan?" ucap Konohamaru sambil menunjuk Sakura yang
telah berjalan meninggalkan mereka. Akan tetapi itu masih bisa terdengar
oleh Sakura. Ia menoleh horror dengan dramatisnya kemudian dengan cepat
mengejar Konohamaru dan yang lainnya. Moodnya benar-benar sangat buruk
sekarang.
Tiba-tiba...
DUG
Konohamaru menabrak
seseorang dan terjatuh. Seseorang dengan pakaian aneh dan sepertinya di
belakangnya menggendong sesuatu. Di sebelahnya tampak seorang gadis
dengan kipas besar di punggungnya.
"Sakit tahu," ucap orang itu.
Kemudian orang itu mengangkat kerah konohamaru sehingga Konohamaru
terangkat. Sasuke mengawasi semua itu dari jauh, tetapi tidak berniat
melakukan apapun untuk saat ini.
"Hentikan Kankurou. Kau bisa
membuat masalah," ucap gadis di sebelah laki-laki itu. Yang dipanggil
Kankurou sama sekali tidak menggubris.
"Le-lepaskan aku!" ucap konohamaru meronta.
"Ma-maaf, kami tidak sengaja. Tadi aku yang mengejarnya," ucap Sakura hati-hati akan tetapi Kankurou itu tidak menghiraukannya.
"Lepaskan
mereka!" teriak Naruto kemudian berlari mendekat. Kankurou menoleh,
tersenyum sinis dan menggerakkan beberapa jarinya membuat Naruto
tersandung sesuatu lalu terjatuh dengan tidak elitnya.
"Aku tidak
suka dengan anak-anak, aku jadi ingin menghabisinya," ucap Kankurou
sambil menatap Konohamaru dan mengangkatnya lebih tinggi membuat Naruto
dan Sakura terkejut.
"Hah. Aku tidak ikutan," ucap seorang gadis yang bersamanya dengan kipas besar di punggungnya.
"Nah
setelah anak ini, akan kuhabisi anak yang banyak omong itu," ucap
Kankurou—laki-laki dengan coretan aneh di wajahnya itu lagi. Naruto
menggeram marah. Ia segera berlari kembali ke arah laki-laki yang
mengangkat tubuh Konohamaru.
"Kau!" teriak Naruto marah. Sasuke berdecih pelan. 'Dasar bodoh'
Tiba tiba…
TAK
Sebuah
kerikil meluncur dengan keras di telapak tangan Kankurou membuat
Konohamaru yang diangkatnya terjatuh. Ia menoleh ke arah dimana batu itu
berasal.
"Apa yang kalian lakukan di desa orang?" tanya Sasuke
yang duduk bersandar di salah satu cabang pohon sambil memainkan sebuah
kerikil di tangannya memperlihatkan terang-terangan dialah pelakunya.
"Enyahlah,"
lanjut Sasuke kemudian meremas kerikil di tangannya hingga menjadi
pasir. Sakura dan Moegi berteriak kegiarangan melihat Sasuke yang tampak
keren itu.
"Hei, kau! Lebih baik turunlah dari sana! Aku benci
sekali orang yang sok pamer seperti itu!" teriak orang berwajah penuh
coretan dan menggendong boneka tadi. Dengan sebal ia kemudian menurunkan
benda di punggungnya.
"Kankurou, lebih baik kau hentikan itu!"
tiba-tiba seseorang menginterupsi mereka, seseorang dengan cepat ada di
pohon yang sama dengan Sasuke membuat mereka yang ada di sana terkejut.
Kankurou
kemudian meminta maaf pada orang yang juga menggendong guci besar yang
satu pohon dengan Sasuke tersebut dengan nada kaget sedikit ketakutan.
"Maaf
untuk semua," kata laki-laki berambut merah yang di dekat Sasuke tadi.
Kemudian mereka bertiga—yang diketahui Sakura berasal dari desa Suna itu
berjalan menjauh. Sasuke mengamati ketiga ninja tersebut.
"Tunggu, kau yang disana! Siapa namamu!" ucap Sasuke setelah melompat turun.
Gadis yang membawa kipas menoleh. "Eh? Aku?"
"Bukan, tapi orang yang membawa guci!" ucap Sasuke sambil menunjuknya.
"Sabaku Gaara. Aku juga tertarik padamu," ucap laki-laki yang membawa guci. Ia menoleh. "Dan siapa namamu?"
"Uchiha Sasuke," ucap Sasuke. Angin berhembus di antara keduanya yang saling bertatapan dengan wajah menantang.
"Kalau aku, kalau aku… Namaku Uzum—"
"Aku
tidak tertarik padamu," ucap gaara memotong ucapan Naruto kemudian
berbalik dan pergi bersama kedua temannya yang lain. Sasuke menyeringai
tipis. Ini sangat menarik baginya. Entah kenapa moodnya membaik. Ia
sempat sebal karena belakangan setelah dari Nami mereka hanya
menjalankan misi yang mudah, namun sekarang setelah mendengar dari gadis
dengan kipas bahwa ada ujian chuunin di desa membuatnya tertarik. Pasti
akan banyak orang kuat disana.
Sasuke kemudian berbalik, ia
melirik sebentar ke arah Naruto yang sedang berdebat bersama Konohamaru
karena Naruto yang kalah menarik dari Sasuke. Sasuke lalu melirik ke
arah Sakura yang melihatnya dengan tatapan kagum kemudian dengan
berganti dengan tatapan lesu lagi. Sasuke melangkah melewati mereka,
berniat meninggalkan mereka.
"Aku akan pulang," ucapnya. Ah,
sebenarnya ajakan tersirat kepada seorang gadis yang ada di situ. Sakura
menoleh, kemudian melangkah ragu-ragu di belakang Sasuke. Ia masih
merasa malu sekaligus tertekan karena omongan Sasuke tadi. Sasuke yang
berjalan duluan di depannya tersenyum tipis, hanya berjalan bersama
gadis ini selalu membuatnya nyaman, membuatnya tenang, karena ia ingin
selalu menjaga gadis itu.
Keduaya berjalan dalam diam,
meninggalkan Naruto yang masih bersama Konohamaru, Udon dan Moegi.
Berkali-kali Sasuke mendnegar Sakura menghela nafas. Ia berhenti
kemudian menoleh.
"Sakura," panggilnya. Sakura yang dibelakangnya mendongakkan kepalanya yang tadi tertunduk lesu.
"Perhatikan dirimu," ucap Sasuke ambigu. Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Eh? Maksudnya?" tanyanya bingung.
"Berlatihlah
sampai kau bisa menjaga dirimu dengan baik. Kau pasti bisa
melakukannya," ucap Sasuke kemudian berbalik dan pergi entah kemana,
memang mereka sudah sampai di persimpangan jalan biasa sebelum berpisah.
Sakura melihat kepergian Sasuke kemudian tersenyum tipis. Moodnya
sedikit membaik kali ini.
"Yosh! Aku akan melakukannya!" ucapnya
dengan semangat. Ia mengangkat tangan kanannya meninju udara. 'INILAH
KEKUATAN CINTA' teriak innernya membara. Ia kemudian berbalik dan
melangkahkan kakinya pulang dengan semangat—sangat berlawanan dengan
keadaan sebelumnya. Dari jauh, Sasuke, yang selalu menjaga dan mengikuti
untuk menjaga gadis itu diam-diam tersenyum tipis.
OWARI
AN
: Hehehe, maaf kalau jelek. Ini sebenarnya saya dapat ide pas nonton
Naruto episode 20, pertama kali Naruto ketemu Gaara dkk. Aku cuma
penasaran saja, Sasuke kan waktu itu bilang akan pulang duluan, dan dia
bener-bener pergi setelahnya. Tapi entah kenapa dia muncul lagi
tiba-tiba. Jadi dia tadi nggak bener-bener pulang? Ngapain saja?
Daaaannn… imajinasi saya pun berkembang yang aneh-aneh dan lahirlah fict
ini. Tapi semoga sih beneran gituuu… :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar