RFS.
Aku bertemu dengannya karena kami ada di organisasi yang sama. Dia bilang, dia pertama kali melihatku saat dia latihan di tempatku dan melihatku yang berlatih menendang yang langsung membuatnya kagum karena menurutnya walaupun aku cewek tapi tendanganku keras banget.
Dari kekaguman itu dan beberapa kali aku latihan di dekatnya membuat ia memberanikan diri untuk chat fb minta nomorku. Biasanya aku tidak menggubris orang yang meminta nomorku tapi karena aku tau dia siapa walaupun belum tau yang mana tapi ada bayangan kalau kita sudah saling tau.
Mulai dari situ mulai deket, kadang main ke kos, ngebeliin oleh-oleh saat dia di Jogja, pas kami sama-sama ujian kenaikan sabuk beberapa kali bahkan sering mata kami saling bertatapan.
Akhirnya waktu itu tanggal dimana yang tersimpel bersama dengan yang penghabisan di bulan dimana merupakan angka sakral, aku dan dia bersama memutuskan menjadi sepasang kekasih. Belum banyak yang tau. Akan tetapi lama-kelamaan semua terbongkar. Dari mas-mas UKM yang tentu udah langsung tau gerak-gerik kami, sehingga waktu itu aku sering banget digodain sampe mukaku panas banget rasanya.
Selain itu saat itu ada acara di Demak kumpul-kumpul seperti biasa. Nah, tiba-tiba aku dan dia dipanggil ke depan, duduk di tengah-tengah semua orang yang berkumpul. Waktu itu aku bingung banget. Tapi ternyata aku dan dia ditanyai mas-mas tentang hubungan kami sebenernya gimana. Rasanya bingung, maluuu banget soalnya ditengah-tengah banyak orang. Iya aku memang pemalu orangnya. Setelah itu mas-mas bilang, membongkar bahwa sebenarnya dia itu pacarnya banyak. Awalnya aku bingung kemudian waktu udah pulang aku klarifikasi dan ternyata itu mantannya. Dia udah putusin mantan-mantannya itu. Aku percaya padanya. Tidak apa-apa, aku hanya ingin tulus saja. Aku menyayanginya dan itu cukup. Aku tau dia menyayangiku.
Dulu kata sahabatku si Ani, sebelum aku dan dia jadian, dia sering main ke tempat kos Ani-yang merupakan kos kakak perempuannya juga- tanya-tanya tentang aku. Awalnya Ani tidak curiga, namun setelah suatu ketika aku keceplosan akhirnya terbongkarlah sudah.
Ya begitulahpada awalnya, dari rasa kagum menjadi rasa sayang karena kenyamanan.
Hari demi hari berjalan, bahkan karena aturan dalam organisasi itu aku dan dia pernah dilarang bertemu sampai aku lulus menjadi pelatih. Sekitar 3 bulan tidak boleh bertemu, tidak boleh menelepon. Hanya boleh mengirim pesan dan tidak terlalu banyak. Apalagi waktu itu aku sibuk latihan sehingga selalu pulang larut malam. Tapi aku sangat bahagia jika tau dia masih terbangun dan kita saling berkirim pesan menanyakan kabar.
Beberapa kali aku ikut ke tempat dia berlatih dan melihatnya dari kejauhan. Kangen sih pengen bareng seperti dulu bisa bebas bertemu. Tapi apa boleh buat aku hanya bisa bersabar. Kadang kalau waktunya cukup aku sedikit mengobrol dan tak kulupa kucubit pipinya sebagai tanda aku rindu padanya.
Hanya waktu itu di hari ulang tahunnya, aku memberanikan diri meneleponnya, mengucapkan selamat padanya. Akhirnya aku bisa mengobrol dengannya. Aku bahagia sekali. Karena biasanya aku meminta tolong Ani untuk meneleponnya kemudian aku hanya di samping Ani mendengarkan suaranya. Aku merindukannya tentu saja. Tapi aku sabar.
Hari-hari terus berlalu sampai akhirnya aku telah menjadi pelatih. Akhirnya...
Aku pun bisa bertemu lagi dengannya. Untuk pertama kali rasanya sedikit kaku tak pernah mengobrol, tak pernah bertemu. Tapi lama kelamaan suasana canggung mencair dan berubah menjadi candaan seperti biasa.
Kami jalan-jalan, mencoba menebus waktu sebelumnya yang tak mengizinkan kami saling bertatap muka dan bercanda selayaknya kekasih pada umumnya. Namun semua terbayar sudah di hari itu.
8 Desember. Aku ingat hari itu. Hari yang indah, bukan? Terimakasih. Terimakasih.
Semoga selalu begini, aku dan dia bersama-sama. Hari demi hari berlalu, kadang kita alami gelombang dimana rasa sayang begitu besar, atau dimana semua terasa biasa. Tapi sekarangpun rasa sayangku masih bertahan di kamu.
Today I Loved You Too.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar