Rabu, 06 April 2016

Rasanya Bimbingan dan Sidang Skripsi

Cie cieee yang mau sidang atau pengen tau rasanya sidang... cie ciee... Hehe...
Yaudah aku ceritain pengalaman sidangku aja ya gapenting. Jadi aku sidang di bulan Oktober, dan tepatnya sehari sebelum penutupan pendaftaran wisuda. Telat deh gabakal bisa ikut wisuda tahun itu juga. Btw itu wisuda 2 periode dan Oktober itu penutupan pendaftaran wisuda yang kedua. Sakit? Iya dikit. Tapi aku rapopo.
Mencoba tabah Cuman hatiku hancur saat menghadiri acara wisuda temen-temen seangkatan. Aku senyum tapi hati merintih. Eaaa. Udahlah, alaynya keluar deh.
Kembali ke topik, gimana rasanya sidang? kalau menurutku sih, gitu deh. plak. soalnya jujur aja aku belum ngerasain sidang yang sebenarnya. Kok bisa? Ya karena kalau yang lain sidang sekali, aku sidang 3 kali. Hehehe.. Jadi di waktu yang berbeda dengan masing-masing dosen pembimbing dan penguji, soalnya beliau-beliau super sibuk.
Awalnya aku ujian sendiri dengan dosen pembimbing kedua dulu karena beliau mau berangkat ke Jepang, daripada aku nungguin tahun depan, mending aku ujian duluan dengan beliau. Presentasi di depan beliau sendiri di ruangan beliau, dikasih pertanyaan dan jawab sebisanya. Hehehe, kuncinya jawab aja deh daripada bengong. 
Kemudian ujian yang kedua ini yang asli jadwalku sidang yang sebenarnya yang sehari sebelum penutupan wisuda itu uhuk. Kalau ini jelas yang hadir adalah dosen penguji, aku sih berdebarnya yang ini, soalnya ya bener-bener tanpa dosen pembimbing di dalem cuma ada aku dan dosen penguji. Tapi, waktu sidang itu kalau udah di dalem ruangan terasa begitu cepat. Setelah sebelumnya tanya-tanya temen tentang karakter dosen penguji, aku jadi paham kalau dosen pengujiku suka bertanya tentang landasan teori, makanya sebelum sidang aku belajar bab II paling banyak. Lainnya dibaca sekilas, bukannya sombong tapi kalau penelitian sendiri mah masih inget dong isinya gimana. Hehehe... 
Akhirnya waktu sidang 'real' ini berlalu, benar sekali dosen pengujiku menanyakan seputar bab II jadi aku yang sudah belajar ya  bisa menjawab walaupun ada beberapa yang terlewat karena nyangkut ke hal lain. Hehehe..
Dan setelah itu ujian yang terakhir ini yang luar biasa, aku sudah habis disini oleh dosen pembimbing pertamaku. Karena awalnya aku pikir seperti kemarin ujiannya dengan pembimbing kedua di ruangannya, jadi aku dan temanku yang juga ujian hari itu yang dosen pembimbingnya sama denganku tidak menyiapkan ruang ujian. Dan hasilnya kami dimarahi dan dibentak habis-habisan. Celakanya setelah itu aku masuk pertama kali dengan kondisi ngeblank habis dibentak. Waktu presentasi juga di ruangan kamar mandi sebelah sedang diperbaiki jadi kadang tidak mendengar pertanyaannya. Pokoknya suasananya pengen ngilang lah aku. Ngeblank banget. Aku nyakarin bawah meja tempat aku presentasi saking gugupnya. Tapi setelah itu semuanya berlalu sudah.
Dosen pembimbing pertama dan kedua memang beda karakter, tapi aku berterimakasih kepada mereka semua. Banyak yang lebih bisa diambil manfaatnya daripada hanya mengeluh. Dosen pembimbing pertama mungkin sering membentakku, waktu bimbingan bisa lama banget dan gak kelar-kelar. Awalnya aku sering banget down bareng temenku yang satu dosbing juga. Tapi kami saling menguatkan dan tetep terjang. Jangan sampai berhenti lama. Kami pernah sih berhenti gak bimbingan selama 2 minggu mungkin, tapi langsung lanjut. Karena apa? kalau lama berhentinya mau mulai lagi jadi males dan lupa kemarin gimana-gimananya. Dan lagi biasanya kalau lama gak bimbingan, pasti bimbingan pertama ditanyain macem-macem sama dosennya kenapa gak bimbingan. memang itu bentuk perhatian, tapi daripada ujungnya dimarahin atau dinasehatin dan waktu bimbingannya kebuang jadi gak bahas skripsi ya mending tetep terjang meskipun badan tinggal... ah apalah... 
Kami ambil saja positifnya, beliau pasti pengen yang terbaik buat kami, mendidik kami dengan benar, membentuk karakter kami supaya tidak cengeng. Dan... religius. Heheheh. Jujur saja aku sering tuh doa di ruang tunggu sebelum bertemu beliau. Rasanya deg-degan banget, mungkin itulah yang dinamakan cinta rasanya bimbingan yang sebenarnya. Kadang kalau nunggu giliran bimbingan aku liatin ekspresi temenku yang masuk sebelum aku. kalau ekspresinya cerah berarti aman, kalau mendung berarti aku waspada, siapa tau dosennya juga sedang bad mood.
Oh dan lagi jangan lupa, yang pinter belum tentu cepet nyelesaiin skripsinya, yang penting rajin bimbingan dan tahan banting, itu sih kalau menurutku. Faktor keberuntungan mungkin berperan juga waktu ngajuin judul. Hmmm... Pokoknya untuk yang mau skripsi semangat yaaaa... Untuk yang mau sidang, ayo semangat, kamu pasti bisa! Lewati satu step itu dulu! GANBATTE NE!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar