Jumat, 10 Februari 2017

3G (Gara-gara Gugup)

Aku rasa setiap orang pernah mengalaminya. Perasaan grogi yang berlebih entah apapun itu penyebabnya. Gugup membuat kita—atau aku tepatnya tidak bisa mengendalikan diriku sendiri untuk sementara waktu. Hal yang kupikirkan sangat bertentangan dengan yang tubuhku lakukan. Terkadang karena gugup aku menyadari telah melakukan hal yang memalukan. Ya, dan rasa sadar itu selalu muncul belakangan.


Mungkin beberapa akan berkomentar, ‘ih aib sendiri / kekonyolan sendiri kok diumbar?’
Entahlah, aku tidak menganggap ini aib, konyol sih iya. Tapi terkadang aku memang menceritakan lelucon dan senang ketika orang lain pun terhibur. Yah, mungkin saja mereka memang menertawakanku, tapi tetap saja ketika aku akhirnya menyadari kebodohanku dan ikut tertawa, itu berarti mereka  tidak hanya menertawakanku, tetapi ikut tertawa bersamaku. Bingung? Ya sama! Hahaha. At least, garis besarnya, menertawakanmu dan tertawa bersamamu adalah hal yang berbeda. Kalau kau tahu maksudku.
.
Yah, seperti kejadian ini. Di suatu hari saat aku bersekolah dimana aku naksir seorang cowok. See? Mungkin aku terlalu cepat aqil baligh. Hahaha. Tapi hanya naksir dari kejauhan. Biasalah hanya sering melihatnya hadir di sekolah sudah membuatku senang. aku mulai dekat dengan cowok waktu kelas 2/3 SMA. Sebelum itu? Aku takut. Masih teringat waktu masih SMP dan SMA ada yang minta berkenalan dan dengan sombongnya aku jual mahal (DASAR SOK haha), juga tanpa ditanya langsung bilang ‘aku sudah punya cowok’. Padahal? Saat itu aku jomblo sejak lahir. Hihi. Yah, itu memang aku lakukan karena aku takut pada cowok dalam hal cinta-cintaan dan lain sebagainya. Lain dari itu, aku mempunyai banyak teman cowok tanpa ada rasa lebih—kecuali yang akan aku ceritakan ini. 
.
Seperti biasa saat istirahat aku melihatnya sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dia yang kala itu sedang bersendau gurau, entahlah melihatku atau tidak, karena aku yang saat itu sendirian sambil membawa es dalam plastik berjalan melewati rombongan mereka dengan gugup.  Nah gugup inilah yang akhirnya mengalahkanku. Untuk menutupi rasa gugupku, aku mencoba menyeruput esku lewat sedotan sambil terus menatap ke depan dan berjalan karena dari ekor mataku aku melihat orang yang kusukai akhirnya menatapku juga. Arrh! Tapi sialnya, kejadian berikutnya membuatku ingin menghilang seketika itu juga.
.
Hahahahahahahahaha
.
Suara cowok yang kutaksir yang sedang tertawa terdengar melalui telingaku dan aku sadar itu karena ulahku. Sebagian orang mungkin menilai ‘Wah kalau kau berhasil membuat orang yang kau sukai tertawa bahagia, kau telah memenangkan hatinya!”
.
GUNDULMU.
.
ARGH. Mungkin kenyataan itu benar, tapi please tidak untuk saat itu! Karena pada kenyataannya aku telah mempermalukan diriku sendiri di depan orang yang di depannya aku ingin tampak baik-baik saja!
.
Yah, let me tell you what happened.
.
Aku yang kala itu sedang gugup mungkin karena mencoba sok keren dan tidak peduli di depan orang yang kusukai (karena dia sedang memperhatikanku yang sedang berjalan sendirian), aku dengan kalem segera menyeruput esku dengan sedotan. Namun naas, sedotan menjengkelkan itu bukannya masuk dengan benar ke dalam mulutku tapi malah salah sasaran karena masuk ke lubang hidungku!
Ya kau benar.
.
LUBANG HIDUNG!
.
.
WTH. SALAH MASUK!
.
Dengan mulut yang menganga dan sedotan yang salah sasaran itu pastilah wajahku sangat tidak enak untuk dipandang. Wajahku memanas menyadari kebodohan yang aku lakukan. Dan itu menyebalkan. Aku segera berlari ke dalam kelas dan merutuki nasibku sendiri. Aku tidak keren! Aku tidak keren! Dan apa tadi? Dia tertawa? Dia tertawa???
Dia bahagia di atas penderitaanku! Well, ini lebay –yah aku tahu itu spontan, mungkin aku juga akan ngakak jahat kalau ada di posisi dia melihat seseorang melakukan hal konyol seperti yang telah aku lakukan. But, still…
Aku merasa diriku tidak berguna. –oke ini lebay tapi memang merasa begitu kalau di depannya.
Dan aku menyadari aku ilfeel pada diriku sendiri.
Kemudian aku menyadari aku juga ilfeel padanya.
Dan aku mengakhiri hubungan ‘naksir sepihak’ ini. Hei! Hubungan apa ini, entahlah. Yang jelas aku tidak mau naksir lagi padanya karena malu pada diriku sendiri.
Sungguh lucu mengingat itu, betapa aku kekanakan dan ngambek oleh satu hal (yang aku rasakan sendiri juga tentunya).  Yah, masa itu, masa sekolah memang menyenangkan rasanya, ya.
Dan cerita yang seharusnya romansa  ini berakhir dengan tidak elitnya. –yah, apa boleh buat.
Sekian.
.
P.S Jangan tanya siapa cowoknya, mengingat itu membuatku merasakan hal yang sama! Malunya!


4 komentar:

  1. Hahaha,.. ceritanya lucu.
    eh, maaf jadi numpang ketawa.
    semuanya tergantung dan berawal dari pikiran dan menurut saya ini menarik.
    salam blog walking. di tunggu kunjungannya di blog saya.
    makasih sudah menghibur :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      Salam kenal ya. Oke, baiklah. Terimakasih atas kunjungannya! :D

      Hapus