Mungkin beberapa akan berkomentar, ‘ih aib sendiri / kekonyolan sendiri kok diumbar?’
Entahlah, aku tidak menganggap ini aib, konyol sih iya. Tapi terkadang aku memang
menceritakan lelucon dan senang ketika orang lain pun terhibur. Yah, mungkin saja mereka memang menertawakanku, tapi tetap
saja ketika aku akhirnya menyadari kebodohanku dan ikut tertawa, itu berarti mereka tidak hanya menertawakanku, tetapi ikut tertawa
bersamaku. Bingung? Ya sama! Hahaha. At
least, garis besarnya, menertawakanmu dan tertawa bersamamu adalah hal yang
berbeda. Kalau kau tahu maksudku.
.
Yah, seperti kejadian ini. Di suatu hari saat aku bersekolah
dimana aku naksir seorang cowok. See?
Mungkin aku terlalu cepat aqil baligh. Hahaha. Tapi hanya naksir dari kejauhan.
Biasalah hanya sering melihatnya hadir di sekolah sudah membuatku senang. aku
mulai dekat dengan cowok waktu kelas 2/3 SMA. Sebelum itu? Aku takut. Masih teringat waktu masih SMP dan SMA ada yang minta berkenalan dan dengan
sombongnya aku jual mahal (DASAR SOK haha), juga tanpa ditanya langsung
bilang ‘aku sudah punya cowok’. Padahal? Saat itu aku jomblo sejak lahir. Hihi.
Yah, itu memang aku lakukan karena aku takut pada cowok dalam hal cinta-cintaan
dan lain sebagainya. Lain dari itu, aku mempunyai banyak teman cowok tanpa ada
rasa lebih—kecuali yang akan aku ceritakan ini.
.
Seperti biasa saat istirahat aku melihatnya sedang berkumpul
dengan teman-temannya. Dia yang kala itu sedang bersendau gurau, entahlah
melihatku atau tidak, karena aku yang saat itu sendirian sambil
membawa es dalam plastik berjalan melewati rombongan mereka dengan gugup. Nah gugup inilah yang akhirnya mengalahkanku. Untuk
menutupi rasa gugupku, aku mencoba menyeruput esku lewat sedotan sambil terus
menatap ke depan dan berjalan karena dari ekor mataku aku melihat orang yang
kusukai akhirnya menatapku juga. Arrh! Tapi sialnya, kejadian berikutnya membuatku
ingin menghilang seketika itu juga.
.
Hahahahahahahahaha
.
Suara cowok yang kutaksir yang sedang tertawa terdengar melalui
telingaku dan aku sadar itu karena ulahku. Sebagian orang mungkin menilai ‘Wah
kalau kau berhasil membuat orang yang kau sukai tertawa bahagia, kau telah
memenangkan hatinya!”
.
GUNDULMU.
.
ARGH. Mungkin
kenyataan itu benar, tapi please
tidak untuk saat itu! Karena pada kenyataannya aku telah mempermalukan diriku
sendiri di depan orang yang di depannya aku ingin tampak baik-baik saja!
.
Yah, let me tell you
what happened.
.
Aku yang kala itu sedang gugup mungkin karena mencoba sok
keren dan tidak peduli di depan orang yang kusukai (karena dia sedang
memperhatikanku yang sedang berjalan sendirian), aku dengan kalem segera
menyeruput esku dengan sedotan. Namun naas, sedotan menjengkelkan itu bukannya
masuk dengan benar ke dalam mulutku tapi malah salah sasaran karena masuk ke
lubang hidungku!
Ya kau benar.
.
LUBANG HIDUNG!
.
.
WTH. SALAH MASUK!
.
Dengan mulut yang menganga dan sedotan yang salah sasaran
itu pastilah wajahku sangat tidak enak untuk dipandang. Wajahku memanas
menyadari kebodohan yang aku lakukan. Dan itu menyebalkan. Aku segera berlari ke
dalam kelas dan merutuki nasibku sendiri. Aku tidak keren! Aku tidak keren! Dan
apa tadi? Dia tertawa? Dia tertawa???
Dia bahagia di atas penderitaanku! Well, ini lebay –yah aku tahu itu
spontan, mungkin aku juga akan ngakak jahat kalau ada di posisi dia melihat
seseorang melakukan hal konyol seperti yang telah aku lakukan. But, still…
Aku merasa diriku tidak berguna. –oke ini lebay tapi memang merasa begitu kalau di
depannya.
Dan aku menyadari aku ilfeel
pada diriku sendiri.
Kemudian aku menyadari aku juga ilfeel padanya.
Dan aku mengakhiri hubungan ‘naksir sepihak’ ini. Hei! Hubungan
apa ini, entahlah. Yang jelas aku tidak mau naksir lagi padanya karena malu
pada diriku sendiri.
Sungguh lucu mengingat itu, betapa aku kekanakan dan ngambek
oleh satu hal (yang aku rasakan sendiri juga tentunya). Yah, masa itu, masa sekolah memang
menyenangkan rasanya, ya.
Dan cerita yang seharusnya romansa ini berakhir dengan tidak elitnya. –yah, apa
boleh buat.
Sekian.
.
P.S Jangan tanya
siapa cowoknya, mengingat itu membuatku merasakan hal yang sama! Malunya!
😁😁😁
BalasHapusHahaha,.. ceritanya lucu.
BalasHapuseh, maaf jadi numpang ketawa.
semuanya tergantung dan berawal dari pikiran dan menurut saya ini menarik.
salam blog walking. di tunggu kunjungannya di blog saya.
makasih sudah menghibur :D
Terimakasih...
HapusSalam kenal ya. Oke, baiklah. Terimakasih atas kunjungannya! :D
Numpang ketawa, hahahahaha
BalasHapus